Setelah Green Card, Toba Caldera Meraih “Silver Award” di Ajang Geopark Smart Tourism Asian Development Bank
Redaksi - Jumat, 03 Oktober 2025 23:39 WIB

Dok Toba Caldera UNESCO Global Geopark
Executive Learning Program Smart Tourism Ecosystem tingkat Regional Asia Tenggara, Jumat (3/10/2025), di Busan, Korea Selatan.
drberita.id -Hanya berselang sebulan setelah memperoleh status Green Card melalui sidang Global Geopark Network (GGN) di Chile pada tanggal 6 September 2025, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark kembali menunjukkan pencapaian internasional dengan meraih Silver Award (peringkat kedua) kategori Outstanding Smart Tourism Country Assessment pada event Executive Learning Program Smart Tourism Ecosystem tingkat Regional Asia Tenggara, Jumat (3/10/2025), di Busan, Korea Selatan.
Ajang berkumpulnya para eksekutif dari berbagai program pemerintah ini diselenggarakan oleh Asian Development Bank bekerjasama dengan Dong A University di Busan.
Pada kesempatan itu, General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Dr Azizul Kholis tampil memaparkan konsep smart tourism untuk pengembangan pengelolaan destinasi wisata di Toba Caldera UNESCO Global Geopark, dan konsep ini dinilai memenuhi kriteria pengembangan berbasis digital yang dapat memberikan manfaat besar bagi pelayanan wisatawan dan peningkatan mutu pengelolaan kawasan.
Azizul Kholis tergabung dalam tim delegasi Republik Indonesia bersama Iriani Mercy yang mewakili Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Dr Zulkifli Harahap selaku Ketua Tim yang juga adalah Asisten Deputi Bidang Hubungan Antar-lembaga Internasional Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Ide proyek yang diajukan oleh Azizul pada sesi pemaparan diberi nama "Easy Go to Geopark Toba Caldera (e-GOTA)". Gagasan ini mencakup usulan penyatuan layanan bagi pengunjung yang datang ke Toba Caldera Geopark dengan memanfaatkan satu sistem berbasis digital technology, yaitu menggunakan platform terpadu dan terintegrasi dengan tujuan memberikan pelayanan mudah, murah dan menyenangkan.
"Sistem ini akan memudahkan pengunjung untuk datang ke Toba Caldera Geopark dalam perspektif belajar tentang geodiversity, biodiversity dan culturaldiversity. Dengan layanan ini, para pengunjung yang ingin berwisata tematik geowisata untuk konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, dapat memenuhi tujuannya dengan mengakses platform digital ini," tutur dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, orientasi utama e-GOTA adalah quality tourism dan menjalankan prinsip sustainability tourism dengan memberikan pelayanan yang mencakup akomodasi, transportasi, dan atraksi terpadu.
"Penerapan e-GOTA memudahkan pengunjung mengakses pilihan geosite yang akan dilihat dengan pilihan geotrail-nya masing-masing, termasuk pilihan jenis kendaraan seperti bus, mobil pribadi, rental sepeda motor, ferry penyeberangan, kapal wisata, dan akomodasi penginapan, penyediaan makanan, belanja suvenir, tiket masuk lokasi geosite, yang semuanya sudah tersedia di dalam satu sistem terpadu berbasis webmedia dan penerapan QR code, serta digital payment sekaligus," papar eksekutif muda cum akademisi berusia 51 tahun ini.
Selain delegasi Indonesia, delegasi negara lain yang mengikuti ajang ini berasal dari Malaysia, Brunei, Thailand, Kamboja, Laos, Philipina dan Vietnam.
Tim Asian Development yang terdiri dari Pamela Asis Layugan (Regional Cooperation Spesialist), Elizabeth Jung (Urban Development Spesialist), Trevor Weltman (Consultant ADB-TA 6899) dan Prof Dr Yeong Hyeon Hwang (Director Department of Intergrated Business Management Dong A University), menilai bahwa berdasarkan hasil assessment yang dilakukan, ide pengembangan smart tourism untuk Toba Caldera UGGp yang paparkan oleh Delegasi Indonesia sangat baik, eligible, dan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk action plan yang lebih detil. Penilaian tersebut membuka peluang bagi pengelolaan Toba Caldera UNESCO Global Geopark untuk mendapatkan dana berupa loan dari Asian Development Bank dengan lebih dahulu memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan.
Apabila diterapkan, sistem e-GOTA juga dinilai bisa memudahkan pengunjung untuk merencanakan jadwal kunjungan, merencanakan dan mempersiapkan biaya dengan cara menabung/deposit, dan melakukan satu pembayaran prepaid bertahap, serta post paid dengan kriteria kelembagaaan berbasis partnership.
Azizul menjelaskan, semua kemudahan itu dilakukan secara non tunai (digital), yang akan dilegalisasikan kepada OJK dan bekerjasama dengan pihak perbankan ataupun berbagai aplikasi sistem pembayaran, termasuk Q-RIS. Usulan ini dilakukan secara bertahap mulai tahun 2026, yang diawali dengan kajian pengembangan dan pemenuhan aspek regulasi dan legalitas sistem, serta evaluasi berjalan untuk penyempurnaannya.
"Fokus dari pengembangan ini adalah peningkatan literasi digital, pelibatan masyarakat setempat khususnya yang berada dilokasi geosite, mendorong penguatan UMKM, dan memfasilitasi masyarakat setempat agar merasakan manfaat dan dampak dari keberadaan Toba Caldera Geopark, baik secara ekonomi, edukasi, pelestarian lingkungan, dan perlindungan terhadap cagar budaya benda dan non benda di kawasan taman bumi itu," tambah Azizul.
Atas capaian ini, Azizul mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Investasi pada Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional, Bobby Chris Siagian, yang telah menetapkan dan memfasilitasi BP Toba Caldera UGGp sebagai salah satu peserta. Ia juga menyatakan bahwa upaya ini tidak terlepas dari peran aktif Kementerian Pariwisata RI, Deputi Bidang Industri dan Investasi pada Asisten Deputi bidang Hubungan Antar-lembaga Internasional, Dr Zulkifli Harahap, yang telah memimpin, mengarahkan dan membimbing langsung seluruh tahapan sehingga prestasi ini dapat dicapai.
Dr Zulkifli selaku Ketua Tim Delegasi Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap ide dan konsep smart tourism yang digagas oleh Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (UGGp). "Sistem digitalisasi pasti akan mendorong efisiensi dan meningkatkan daya saing pengelolaan sebuah destinasi, apalagi Toba Caldera sudah mendapatkan pengakuan internasional dari UNESCO," katanya.
Untuk itu, Zulkifli meminta Badan Pengelola Toba Caldera serius menindaklanjuti hal ini, dan agar dilaporkan secara khusus kepada Menteri Pariwisata RI untuk menerima arahan selanjutnya.
Executive Learning Asian Development Bank adalah kegiatan yang diselenggarakan mencakup berbagai topik relevan seperti transisi energi bersih, ketahanan iklim, inklusi keuangan, pengembangan infrastruktur, dan kebijakan publik yang inovatif. Secara keseluruhan, program executive learning ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan di kawasan Asia dan Pasifik agar dapat menciptakan pembangunan yang lebih tangguh dan inklusif. Para peserta yang diundang meliputi para pengambil keputusan publik dari kalangan eksekutif dan pejabat pemerintahan.
SHARE:
Editor
: Redaksi
Tags
Berita Terkait

Perwira Polisi Jadi Saksi Korupsi di Pengadilan Tipikor Medan, Bersama Dicky Panjaitan dan Effendi Pohan

Sopir Laporkan Perwira Polisi ke Mabes Polri

Geopark Caldera Toba Kembali Raih Green Card dari UNESCO, Muhammad Nuh: Ini Anugerah Besar

Selamat, Toba Caldera UNESCO Global Geopark Menerima Status Green Card

Uji Faktual, 2 Validator UNESCO Global Geopark Kunjungi Situs-situs Geologi Kaldera Toba

Dirut BP-ODT, Jimmy B. Panjaitan: "Kini Saatnya Penguatan SDM untuk Mendukung Geopark"
Komentar