Syaiful Syafri: Kualitas Pendidikan Erat Kaitannya Dengan Kesejahteraan Guru, Untuk Metoda Akan Mengikut
Redaksi - Senin, 23 Juni 2025 19:08 WIB

Poto: Istimewa
Pengamat Pendidikan Syaiful Syafri.
drberita.id -Pemerintah saat ini terus memacu kemajuan pendidikan yang berkualitas dimulai tingkat sekolah dasar hingga menengah demi masa depan anak bangsa melalui berbagai kebijakan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, di samping kebijakan masing masing kepala daerah untuk daerahnya.
Karenanya tahun ajaran 2025/2026 disetiap pendidikan, baik SD, SMP, SMA/SMK akan menerapkan kurikulum nasional 2025 melalui metoda pembelajaran mendalam (Deep Learning), Coding, dan Artificial Intelligence (AI), sehingga sejumlah guru akan mengikuti diklat dimaksud secara nasional dan daerah untuk meningkatkan kualitas mengajar.
Sementara itu kepala daerah sesuai jenjang kepemimpinannya juga membuat kebijakan untuk pemerataan pendidikan berupa pendidikan geratis tahun ajaran 2025/2026. Sedangkan secara nasional lahir kebijakan mendirikan sekolah rakyat, sekolah garuda dan khusus sekolah taruna nusantara telah mendahului.
Demikian disampaikan Pengamat Pendidikan Syaiful Syafri dalam keterangan tertulis, Senin 23 Juni 2025.
Menurut Syaiful setiap kebijakan dari pemerintah baik tingkat pusat dan daerah untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional dan daerah sangat baik, apalagi menjelang tahun ajaran 2025/2026.
Namun kebijakan itu kata Syaiful belum tentu memberikan hasil yang baik untuk pemerataan pendidikan, khususnya pembelajaran yang meningkatkan kualitas pendidikan bagi para siswa jika kesejahteraan guru, dan sarana pembelajaran masih jauh dari standart kebutuhan.
"Sebagai contoh, mengapa alumni sekolah sekolah swasta di satu daerah mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional, di antaranya alumni asal sekolah Sumut seperti alumni SMA Del di Laguboti, atau sekolah Sutomo, Methodis, Santo Tomas, Prim One School, Candra Kumala, dan sejumlah sekolah lainnya yang pembiayaan pendidikannya cukup," tegas Syaiful.
Masih kata Syaiful, semua itu erat kaitannya dengan kesejahteraan guru, kelengkapan sarana pembelajaran yang dibutuhkan sesuai standart pendidikan, seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, alat alat peraga dan lingkungan yang nyaman, sehingga metoda pembelajaran ikut dikembangkan para guru.
Jika guru sejahtera, pasti berfikir menerapkan metoda pembelajaran yang menarik minat Siswa, dan para guru akan saling belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak didiknya, karena secara umum guru memahami arti deep learning, coding dan khusus AI ikut perkembangan sesuai kebutuhan kemajuan teknologi.
Bila kesejahteraan guru tidak memadai, sarana pembelajaran apa adanya, tidak heran jika terelihat guru sebagai pengajar dan pendidik masuk ruang kelas, memberi pelajaran, tanpa ada evaluasi hasil belajar siswa, mengerti atau tidak dan akhirnya memponis dan menyatakan sikap mental guru yang tidak tanggung jawab atau guru yang tidak berkualitas.
"Coba telusuri tahun 2010 sd 2014 di Sumut, Pemerintah Pusat baik Presiden RI, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk lembaga Pendidikan Internasional USAID menaruh perhatian kepada Sumut, apalagi unsur Forkopimda ikut meningkatkan kualitas pendidikan melalui kunjungan sekolah dan hadir sebagai pembina upacara di sekolah," kelas Syaiful Syafri.
Saat itu lanjut Syaiful pendidikan dasar hingga menengah berada di kabupaten kota, namun sinerjitas Pemprov Sumut dengan Kementrian Agama, Bupati, Walikota, Forkopimda, Pengawas, Kepala Sekolah, hingga Rektor di Perguruan Tinggi dan sejumlah Dosen ikut saling bersinergi meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut.
Di tahun itu juga para guru bisa penyesuaian pendidikan melalui Universitas Terbuka. Sementara tunjangan profesi guru, Dana BOS dapat disalurkan tepat waktu, adanya tambahan bagi guru honorer dan berbagai lomba dapat dilaksanakan kerja sama pihak swasta, sehingga alumni SMK tidak sulit untuk bekerja.
"Artinya, jika ada sebuah kebijakan dari pemerintah untuk pemerataan pendidikan, dan para siswa dapat sekolah (belajar) serta kualitas pendidikan terpenuhi sebagai daya saing, maka pemerintah di daerah wajib mengalokasikan anggaran melalui APBD, apalagi jika diterapkan sekolah geratis di daerah itu," tutup Syaiful Syafri.
SHARE:
Editor
: Redaksi
Tags
Berita Terkait

Syaiful Syafri: Pentingnya Menuliskan Buku Tentang Polri Sebagai Pelindung dan Pengayom Masyarakat

Kebijakan Gubernur Sumut 5 Hari Sekolah dan Gratis Belum Tentu Kelualitas Pendidikan Baik

Sistem 5 Hari Sekolah di Sumut Harus Didukung Peraturan dan SDM Tenaga Pendidik Terbaik

Tokoh Pendidikan: Sekolah Gratis Untuk Siswa SD/SMP Negeri dan Swasta Berdampak Penurunan Kualitas

Tokoh Pendidikan Sumut: Contoh Gubernur Kaltim, Jabar dan Maluku Utara

Keprihatinan Guru Besar FK USU terhadap Arah Kebijakan Kesehatan Nasional
Komentar